Ada berbagai macam cara memasang keramik dinding dengan baik dan benar, tahapannya adalah :
1. Rendam keramik yang akan dipasang kurang lebih 15-30 menit sebelum digunakan.
Merendam keramik
Kondisi keramik sesudah direndam
Hal ini dilakukan supaya bagian bawah keramik yang masih berpori dapat menyerap air, sehingga sewaktu diberi adukan semen bisa menempel atau menyatu (bila tidak diberi air maka air dalam adukan semen akan terserap oleh keramik. Dan adukan semen akan menyusut, sehingga menyisakan ruang kosong serta membuat keramik tidak menempel dengan baik. Setelah sekian waktu kemungkinan keramik bisa terlepas dari tempatnya).
2. Tempelkan adukan semen dan pasir pada dinding yang akan dipasangkan keramik. Lalu biarkan sebentar, supaya agak mengering. Usahakan agar adukan semen dan pasirnya jangan terlalu encer agar dapat menempel dengan baik pada dinding.
Menempelkan adukan semen pada dinding
3. Ketika hendak diletakkan pada dinding, beri kembali sedikit air pada bagian belakangnya, untuk memastikan bahwa keramik tetap dalam kondisi basah ketika diberi lapisan semen.
Basahi kembali bagian belakang keramik
4. Berikan adukan semen pada bagian belakang keramik. Ratakan lapisan semen tersebut. Untuk bagian pinggir keramik, jangan diberi semen terlalu tebal, karena ketika keramik ditekan/dipukul untuk meratakan permukaannya, lapisan semen yang di tengah akan lari ke arah pinggir dan mengisi ruang kosong tersebut.
Pelapisan semen pada keramik
Ratakan sampai ke bagian pinggir
Bila pada pinggiran keramik diberi terlalu banyak semen, nantinya keramik akan sulit untuk ditekan/diratakan. Juga akan mengotori permukaan keramik karena semen akan keluar/muncrat kemana-mana dan pada akhirnya jadi pemborosan bahan.
5. Letakkan keramik pada posisinya lalu tekan/pukul dengan palu karet agar permukaannya sejajar dengan tali atau keramik di sebelahnya.
Ratakan permukaan keramik dengan palu karet
Paku penahan agar keramik tidak turun posisinya
Untuk keramik dinding, pemasangan dimulai dari bagian paling atas ke bagian paling bawah. Untuk menahan agar posisi keramik tidak melorot ke bawah, gunakan paku sebagai pengganjal.
6. Setelah itu berikan spacer atau patokan besar nat keramik.
Spacer untuk nat keramik
Bisa menggunakan berbagai macam benda yang kira-kira sesuai tebalnya serta sama ukurannya satu dan lainnya.
7. Lalu tekan /pukul dengan menggunakan palu karet, sehingga keramik menjepit spacer tersebut.
Merapatkan nat keramik bagian atas
Ini dimaksudkan agar besarnya nat keramik sama semua (seragam).
8. Cek kembali apakah permukaannya sudah rata dengan bagian atas, bawah atau sampingnya.
Cek bagian ujung keramik
Karena dalam proses produksinya kemungkinan terdapat beberapa buah keramik yang kondisinya melengkung, sehingga bagian pojok atas kiri atau kanan sudah rata tetapi bagian bawah kiri atau kanannya bisa jadi menonjol keluar atau malah masuk ke dalam.
9. Isi bagian samping dan bawah keramik agar tidak ada sisa ruang kosong.
Isi bagian samping keramik
Bagian dalam yang kosong akan mengakibatkan keramik kurang kuat menghadapi tekanan nantinya. Siapa tahu di bagian tersebut akan dipasang tempat handuk yang perlu dibor atau dipaku. Bila bagian tersebut kosong maka keramik akan mudah pecah.
10. Jangan lupa untuk membersihkan permukaan keramik.
Bersihkan permukaan keramik
Pada waktu pemasangan biasanya permukaan keramik akan terkena adukan semen. Pada dasarnya keramik memiliki lapisan glaze yang membuat kotoran dan semen tidak mudah menempel, namun alangkah baiknya jika keramik Anda yang baru ini dibersihkan supaya terlihat bersih dan mengkilap.
11. Biarkan beberapa waktu, agar adukan semen mengering dan keramik diam pada tempatnya ketika paku penahan dicabut.
Keramik yang sudah dicabut paku penahannya
Bila keramik bergeser setelah dicabut paku penahannya, rapikan kembali keramik pada posisi yang benar dan berikan sedikit semen kering pada bagian bawah, atas atau sampingnya. Hal ini untuk mempercepat adukan semen supaya mengering dan mengeras.
12. Untuk pemasangan keramik berikutnya prosesnya mengulang kembali dari atas.
Bersihkan bagian samping keramik
Namun sebelum meletakkan keramik, pastikan bagian samping atau bawah keramik yang sebelumnya bersih dari gumpalan atau sisa-sisa semen agar tidak ada yang mengganjal di antara kedua keramik dan besarnya nat bisa disesuaikan atau disamaratakan.
Demikian, semoga bermanfaat
(dari berbagai sumber).
Untuk kamar mandi 1,5 x 1,5 m misalnya, bisa terasa lebih luas dengan olahan pola pemasangan keramik. Hal itu sangat memungkinkan, karena permainan visual, yang membuat mata seolah melihat komposisi di balik komposisi ada pada pola pemasangan keramik.
Keramik dinding PERLA Beige dan Compliment Beige dari ATENA Tiles, memberikan efek luas serta nyaman, walau dipasangkan di kamar mandi dengan ukuran yang tidak begitu luas.
Anda ingin memberi kesan luas pada kamar mandi? Mainkan saja pola keramik yang menempel pada dinding dan lantainya.
Untuk kamar mandi 1,5 m x 1,5 m misalnya, bisa terasa lebih luas dengan olahan pola pemasangan keramik. Hal itu sangat memungkinkan, karena permainan visual, yang membuat mata seolah melihat ’komposisi di balik komposisi’ ada pada pola pemasangan keramik. Permainan visual ini membuat efek "dalam" pada sebuah bidang.
Pola pemasangan keramik pada umumnya dengan pola grid, atau kotak-kotak. Pola ini menguatkan bentuk kotak itu sendiri. Namun, jika pola grid itu dimainkan lagi, misalkan membagi pola grid pada dinding menjadi tiga bagian atas tengah dan bawah, maka dinding terlihat lebih luas.
Anda bisa mencoba membagi keramik menjadi tiga bagian, yaitu keramik bagian bawah, tengah, dan atas. Dengan demikian, dinding secara tak langsung akan terlihat menjadi lebih luas.
Sementara itu, pada lantainya, pola grid yang dipasang diagonal menjadi pola yang membuat lantai terasa lebih lega. Pola diagonal seolah menghilangkan efek garis pada sisi bidang lantai yang menguatkan batasan dimensi. Efek garis-garis diagonal pada lantai menjadi solusi simpel memperluas kamar mandi 1,5 m x1,5 m.
Cara menghitung kebutuhan keramik untuk lantai agar lebih menghemat biaya dapat dilakukan dengan menghitung kebutuhan secara cepat dalam meter persegi, atau menghitung jumlah keramik yang akan diaplikasikan pada sebuah ruangan sesuai dengan desain pola lantainya.
Cara pertama cukup sederhana, yaitu dengan menghitung luas ruangan ditambah dengan keliling ruangan x 0.1 untuk kebutuhan plinnya (tinggi 10 cm) ditambah 5 % untuk cadangan jika terjadi kerusakan.
Jadi untuk kamar ukuran 3 m x 4 m kebutuhan keramiknya adalah luas ruangan 3 x 4 = 12 m2 ditambah dengan keliling ruangan 2(3+4) x 0.1 = 1.4 m2 sehingga totalnya adalah 13.4 m2. Kemudian tambahkan 5 % untuk cadangan sehingga total kebutuhan keramik adalah 13.4 + (13.4 x 0.05) = 14.07 m2. Satu dus keramik berisi 1 meter persegi keramik sehingga anda membutuhkan 14 dus keramik.
Perhitungan untuk granit jika yang anda maksudkan adalah granite tile atau granit buatan pabrik tidak berbeda dengan keramik biasa, karena yang dihitung adalah kebutuhannya dalam meter persegi . Untuk ruang tamu 3 m x 5 m = 15 m2 ditambah dengan plin 2(3+5) x 0.1 = 1.6 m2 = 16.6 m2 ditambah dengan cadangan 5 %, maka total kebutuhan granit 16.6 +(16.6 x 0.05) = 17.43 m2 atau 18 dus. Sedangkan ruang keluarga dengan luas 4.5 m x 10 m = 45 m2 ditambah plin =2 (4.5+10) x 0.1 = 2.9 m2 = 47.9 m2 ditambah dengan cadangan 5 %, maka total kebutuhan granit 47.9 (47.9 x 0.05) = 50.3 m2 atau 50 dus.
Cara perhitungan ini memang tidak seakurat jika kita menghitung dengan mendesain pola lantainya lebih dulu, karena jumlah keramik akan lebih terprediksi sesuai ukuran dan pola yang kita inginkan.
Membuat pola lantai juga harus disesuaikan dengan bentuk, ukuran dan posisi ruang. Jika tidak berkaitan dengan ruang lain seperti kamar tidur atau kamar mandi kita dapat membuat pola lantai yang terpisah, tetapi jika ruangan tersebut saling berkaitan seperti ruang tamu, ruang keluarga dan ruang makan maka pola lantainya harus dibuat menyatu.
Yang paling penting dalam membuat pola lantai adalah posisi awal dimulainya keramik tersebut. Kita dapat memulainya di tengah-tengah ruangan sehingga terdapat sisa potongan keramik yang sama di keempat sisi ruang atau memulainya pada satu sisi ruang sehingga sisa potongan keramik tidak sama pada keempat sisinya. Pola lantai tersebut akan menentukan jumlah keramik yang dibutuhkan karena semakin banyak memotong keramik maka jumlah keramik yang dibutuhkan juga akan semakin banyak karena faktor kerusakan yang terjadi. Mendesain sisa potongan keramik juga membutuhkan ketelitian jangan sampai ukurannya melebihi setengah dari ukuran keramik utuh, karena anda harus menghitung sisa potongan tersebut sebagai satu keramik yang utuh.
Ada juga yang membuat pola keramik dengan susunan diagonal. Pola ini dapat mensiasati kualitas keramik yang kurang baik dimana ukuran sisi-sisinya tidak seragam. Biasanya pola yang sering digunakan untuk teras, kamar mandi atau ruang servis ini dipadukan dengan keramik border / frame disekelilingnya untuk menyatukan lantai dengan plin dinding. Karena polanya diagonal maka membutuhkan potongan keramik yang lebih banyak sehingga menghitung jumlah keramiknya juga lebih rumit.
Cara menghitung jumlah keramik dengan membuat pola lantainya terlebih dahulu tentunya akan lebih memudahkan anda karena jumlahnya akan sangat akurat sesuai dengan kebutuhan. Langkah pertama adalah dengan menghitung jumlah keramik yang utuh baru kemudian menghitung sisa potongan keramik dan plinnya. Keramik potongan ini harus dihitung berdasarkan ukuran keramik yang utuh, sehingga setiap 2 atau 3 potongan keramik dihitung sebagai 1 keramik yang utuh. Untuk plin lantai ukurannya lebih pasti, jika anda menggunakan keramik ukuran 40 cm x 40 cm maka ukuran plinnya adalah 40 cm x 10 cm sehingga 1 keramik utuh ukuran 40x 40 dapat dibagi menjadi 4 buah plin.
Setelah didapatkan jumlah total keramik yang dibutuhkan, bagilah dengan jumlah keramik per meter perseginya. Isi satu dus keramik ukuran 30 cm x 30 cm adalah 11 buah, 40 cm x 40 cm adalah 6 buah dan ukuran 60 cm x 60 cm adalah 2 buah. Jadi jika kebutuhan sebuah ruangan dengan luas 3 m x 4 m didapatkan jumlah keramik 82 buah dengan ukuran 40 cm x 40 cm, maka anda membutuhkan 82 : 6 = 13.7 atau 14 dus keramik.
Dari ilustrasi di atas anda dapat membandingkan dengan luas ruang 3 m x 4 m dapat dibuat beberapa pola lantai dengan jumlah kebutuhan keramik yang berbeda. Jika kita mendesain dengan pola A maka akan didapatkan sisa potongan keramik yang sangat kecil pada ke 4 sisinya sehingga terlihat kurang baik, tetapi kebutuhan keramiknya paling irit. Pola B sisa potongan keramiknya lebih baik dan teratur pada ke empat sisinya tetapi membutuhkan keramik lebih banyak. Dengan Pola C sisa potongan keramik tidak simetris pada ke 4 sisi, tetapi pelaksanaanya lebih mudah karena lebih sedikit memotong keramik. Dari ilustrasi ini tentunya ada kekurangan dan kelebihan yang tentunya anda sendiri yang akan menentukannya.
Dengan mendesain pola keramik / granit yang teratur tentunya akan meningkatkan kualitas ruang serta lebih menghemat dari sisi biaya. Pilihlah kualitas keramik / granit yang baik sehingga akan mengoptimalkan kualitas rumah anda.
Untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi showroom atau depo-depo kami yang terdekat di kota anda.
1. Persiapkan Bidang Kerja.

Pada saat memasang keramik/granit, jangan lupa untuk membersihkan bagian natnya dengan kape agar tidak ada semen yang tersisa pada saat pengaplikasian nat nanti. Hal ini juga berguna agar udara yang terjebak di bawah keramik/granit bisa keluar sehingga mengurangi resiko popping (keramik meledak) di kemudian hari.
Sebelum mengisi nat ke sela-sela keramik/granit, bersihkan sekali lagi sela-selanya dengan kape untuk memastikan agar isian nat dapat diaplikasikan dengan baik dan rapih.
Membersihkan sela granit dengan kape
Kotoran pada nat, sisa-sisa semen kering
Bersihkan sisa-sisa semen kering dengan menggunakan sapu
2. Siapkan Adukan Nat. 

Di setiap kemasan nat apapun merknya, terdapat petunjuk pencampuran dan takarannya. Cara membuat adonan nat yang baik adalah dengan menuangkannya sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk, sehingga semuanya benar-benar larut. Ciri adonan nat yang baik adalah cukup kental tetapi tidak terlalu kering atau terlalu encer.
Aduk campuran nat dan air sehingga larut semuanya
Contoh kekentalan adukan yang baik
3. Mengaplikasikan Nat Dengan Kape Plastik Atau Rakel Karet.

Contoh cara murah adalah dengan menggunakan potongan sandal jepit bekas seperti pada gambar. Aplikasikan dengan mengoleskan secara melintang dan sejajar dengan nat tersebut. Lakukan beberapa kali pada satu tempat agar adonan nat benar-benar masuk ke sela-sela antar keramik/granit, tidak hanya pada bagian atasnya. Tekan sedikit bila ingin lebih yakin.
Biarkan untuk beberapa saat dan lihat kembali apakah nat tersebut ada yang berkurang ketinggiannya karena masuk ke dalam celah keramik, aplikasikan kembali dan biarkan sekali lagi.
Jangan lupa untuk mengisi juga celah yang terletak di sudut pertemuan antara dinding dan granit.
4. Bersihkan Sisa-Sisa Nat Yang Menempel Di Permukaan Keramik.

Sisa nat yang dibiarkan terlalu lama dapat meninggalkan noda atau bekas tipis di atas permukaan keramik atau granit. Anda dapat membersihkannya dengan lap kering atau sedikit basah. Cukup diusap bagian permukaan keramik/granit. Pada bagian natnya sendiri juga perlu dibersihkan tetapi jangan diusap atau ditekan terlalu keras agar lapisan nat tersebut tidak ikut terambil kembali. Usahakan menggunakan lap yang bersih agar nat tidak berubah warna karena tercampur kotoran yang menempel di lap bila menggunakan lap bekas.
Tentu ada banyak pilihan untuk menutup lantai tempat tinggal kita, seperti karpet, batu alam, marmer, dan lain-lain. Akan tetapi dengan menggunakan keramik, banyak kelebihan-kelebihan yang akan kita dapatkan yaitu :
- Keramik diproduksi melalui proses pembakaran bertemperatur tinggi hingga 1100℃, sehingga memiliki kekuatan dan amat cocok dipasang di lantai bangunan yang dilintasi manusia atau barang dengan kategori lalu lintas sedang.
- Mudah dalam perawatan. Hanya cukup dibersihkan secara teratur agar debu dan kotoran hilang dan lebih higienis.
- Relatif mudah dipasang dan tidak perlu lagi dilapisi ulang (coating) seperti batu alam yang biasanya berpori-pori.
- Tahan api, sehingga cocok untuk area-area yang rawan api atau panas, seperti dapur.
- Tahan air dan kelembaban, sangat sesuai dipasang untuk kamar mandi, tempat cuci, teras, garasi, taman, dan area-area lembab lainnya.
- Memberikan keindahan dari segi desain, warna, motif, ukuran, tekstur yang beragam dengan harga yang relatif terjangkau untuk kebutuhan estetika dan fungsional rumah masyarakat banyak. Keramik produksi CJFI selalu memperhatikan semua hal tersebut diatas.
- Hitunglah secara akurat berapa jumlah keramik yang dibutuhkan, baik untuk lantai maupun dinding. Jika diperlukan buatlah gambar desain untuk membantu menghitung secara detail. Biasanya hitungan 1 dus keramik kurang lebih adalah 1 meter persegi.
- Pilihlah motif yang cocok dan sesuai dengan yang diinginkan. Lebihkan jumlah yang dibeli (biasanya sekitar 5%). Kelebihan tersebut sebagai cadangan apabila selama proses pemasangan ada yang rusak dan juga sebagai stok di kemudian hari. Karena terkadang untuk jenis atau motif tertentu stoknya terbatas.
- Saat penerimaan barang, pastikan keramik CJFI yang anda beli memiliki kode ukuran dan nuansa warna yang sama. Hal ini untuk memastikan kita mendapatkan keramik yang relatif seragam.
- Layanan purna jual adalah faktor penting untuk melakukan complain jika keramik yang dibeli ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan.
- Pilihlah tipe-tipe keramik berdasarkan karakteristik tempat di mana keramik tersebut akan dipasang.Sebab tidak ada satu jenis produk keramik yang bisa diaplikasikan pada semua karakteristik tempat pemasangannya.
- Untuk ruang eksterior, pilihlah jenis keramik yang tahan terhadap perubahan cuaca. Keramik jenis ini ditandai dengan daya serap air yang rendah dan pada umumnya permukaannya berglasur.
- Pada area-area yang karakteristiknya licin, perlu dipertimbangkan pemilihan keramik yang permukaannya anti-slip (tidak kilap/glossy).
- Untuk ruang interior rumah kediaman, tidak membutuhkan jenis keramik dengan kekuatan yang superior. Sebab beban yang diterima lantai juga tidak terlalu berat dan tingkat mobilitas penghuninya tidak terlalu padat. Hanya pada tempat-tempat tertentu mungkin yang perlu perhatian khusus, seperti di sekitar pintu masuk/keluar, di tangga, di dapur dan kamar mandi.
- Untuk ruang dapur, selain menggunakan keramik lantai, biasanya juga menggunakan keramik dinding. Gunakan keramik lantai yang lebih tahan terhadap bahan-bahan (cairan) pewarna, asam, basa dan lemak. Sehingga ceceran bahan-bahan untuk memasak yang jatuh ke lantai mudah dibersihkan dan tidak merusak keramik. Ruang dapur perlu menggunakan keramik dinding karena :
- Agar lebih kuat, tahan terhadap panas serta uap, dan mudah dibersihkan dari cipratan masakan, terutama minyak.
- Penggunaan keramik pada meja dapur amatlah penting, karena sering dijadikan tempat untuk meletakkan panci, wajan panas di atasnya. Sehingga meja dapur haruslah tahan terhadap panas, tahan air, mudah dibersihkan jika ada tumpahan kuah, saus berwarna, dan noda bumbu.
- Untuk kamar mandi, biasanya menggunakan keramik berukuran kecil serta berwarna terang. Hal ini untuk memunculkan kesan lapang pada kamar mandi yang lazimnya tidak terlalu luas. Jenis keramik yang dipilih adalah keramik berglasur dengan tekstur pada permukaannya, sehingga tidak licin pada waktu basah dan mudah dibersihkan. Untuk keramik dindingnya, pilihlah yang berglasur, mengkilap yang resistan terhadap bahan-bahan kimia serta mudah dibersihkan.
- Setiap orang memiliki selera yang berbeda dalam hal warna, motif, dan ukuran, akan tetapi dalam melakukan pemilihan jenis keramik yang tepat, sebaiknya juga memperhatikan warna ruangan, intensitas cahaya, ukuran ruangan, dan fungsi dari ruangan tersebut.
- Untuk pemilihan akhir, sebaiknya tidak hanya dengan melihat satu keping keramik saja, melainkan dengan menggelar beberapa keping keramik sekaligus, sehingga dapat memprediksikan gambaran bagaimana susunan keramik ketika nanti terpasang. Untuk memperoleh contoh display yang lengkap, dapat mengunjungi showroom atau gerai-gerai penjual keramik CJFI terdekat di area anda.
- Penentuan pilihan warna, motif, maupun ukuran keramik dapat mempengaruhi impresi ruang, sehingga seolah-olah mampu membuat ruang nampak lebih luas atau lebih sempit. Pemilihan jenis ini juga mampu mengubah suasana ruangan seperti kerapihan, keanggunan, kebersihan, keceriaan, dan sebagainya.
- Pemasangan keramik dengan pola memanjang, atau dengan memasang motif dominan secara memanjang, akan menghasilkan efek kedalaman ruang, ruangan akan terlihat seolah-olah lebih panjang dari ukuran sebenarnya.
- Pemasangan keramik dengan pola melebar/menyamping, atau dengan memasang motif dominan secara menyamping, akan menghasilkan kesan lebar pada ruangan.
- Pemasangan keramik dengan motif/warna sejenis untuk semua ruangan akan menghasilkan kesatuan ruang. Sebaliknya pemasangan dengan motif/warna berbeda, akan membagi ruangan.
- Pemasangan keramik dengan motif/warna tercampur, akan memberi kesan sempit pada ruangan. Keramik dengan warna gelap/tua, juga memberi kesan mengurangi luas ruangan. Sebaliknya keramik dengan warna terang atau muda, akan memberikan kesan lapang.
- Pemasangan keramik dengan ukuran kecil akan memberikan kesan menambah luas ruangan, sebaliknya keramik dengan ukuran besar akan terasa lebih sempit. Penempatan perabot rumah tangga, hendaknya juga disesuaikan dengan pola pemasangan keramik lantainya.
1. Rendam keramik di air.
Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan lebih jenuh, sehingga pada saat pemasangan dapat dengan mudah direkatkan. Semua keramik produksi CJFI sudah dipastikan Non-Watermark (cairan semen atau apapun tidak akan tembus ke permukaan keramik yang akan mengurangi estetika keramik di kemudian hari).
2. Perhatikan kualitas keramik.
Jika keramik kw 1 maka tidak ada masalah, namun jika kw 2 atau 3 akan susah memasang untuk presisi. Untuk itu nat keramik harus longgar, karena masing-masing keramik memiliki selisih 0.2 - 0.5 mm, hingga keramik tidak saling bertubrukan.
3. Oleskan air semen.
Bilaskan semen yang sudah dicampuri air sedikit ke bawah keramik, hal ini akan membuat daya rekat keramik ke adukkan benar-benar lengket.
4. Bersihkan dari kerikil.
Adukkan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil, batu, atau ganjalan-ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawah keramik.
5. Padatkan secara rata.
Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong atau bagian dasar yang berongga. Karena ia akan membuat keramik lepas di kemudian hari. Periksa apakah ketinggiannya sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
6. Nat keramik dipasang belakangan.
Jangan pasang semen oker atau nat pada sisi keramik saat itu juga. Biarkan ia selama 2 atau 3 hari. Hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan keluar melalui bagian nat yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen nat dan jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari kotoran yang mengendap.
7. Jangan diinjak-injak.
Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu-lalang orang selama 2-3 hari. Keramik akan ambles karena adukan di bawahnya masih belum kuat untuk dibebani.
8. Periksa kembali.
Dalam sebuah areal pemasangan seukuran 3 x 3 m biasanya terdapat 3-5 keramik yang kopong.Untuk itu segera bongkar keramik tersebut dan ulangi pemasangannya.
Popping up adalah salah satu masalah yang kerap terjadi pada pasangan lantai keramik (terutama pada lantai atas suatu bangunan) yaitu terlepas / terangkatnya pasangan keramik dari pelat beton di bawahnya yang biasanya bersuara keras seperti ledakan. Hal ini terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di antara keramik dan struktur yang tidak bisa keluar dari lantai.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya popping up pada lantai keramik, antara lain :
- Kualitas adukan yang kurang baik sehingga mengurangi daya rekatnya.
- Terlalu cepatnya keramik dipasang pada struktur yang masih basah dan banyak udara.
- Muai susut yang berbeda antara pelat lantai beton, adukan mortar keramik, dan keramik itu sendiri.
- Lendutan / penurunan struktur pelat beton karena beban berlebihan.
- Tidak memakai pengisi nat yang khusus untuk mengisi nat (memakai semen yang cenderung keras dan tidak elastis).
Popping up pada lantai keramik akan menimbulkan masalah pada saat perbaikannya, kadang tipe keramik dengan motif dan warna yang sama tidak diproduksi lagi, selain itu proses pemasangannya kadang sulit untuk dapat rapi seperti semula.
Cara pencegahannya adalah sebagai berikut:
- Pemasangan keramik dilakukan selang beberapa waktu setelah pelat beton lantai mengalami penyusutan (telah stabil struktur betonnya).
- Dengan memberikan lapisan pasir tebal 2-3 cm di antara pelat beton dan mortar untuk pasangan keramik sebagai peredam getaran dan muai susut.
- Menggunakan nat dengan bahan yang elastis / fleksibel.
- Segera pecahkan keramik yang sudah terlanjur terangkat karena popping up.
- Biarkan lokasi minimal selama 2-3 hari agar udara di dalam struktur bisa keluar. Jika udara dingin, mungkin akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
- Ulangi pemasangan keramik dengan memakai metode persiapan dan proses pemasangan yang baik dan benar. Hal ini untuk mencegah Popping up terjadi lagi di tempat yang sama di kemudian hari.
- Jika memungkinkan, pasang keramik yang motif dan ukurannnya sesuai atau semirip mungkin dengan motif yang telah ada, agar keindahan ruangan kembali seperti sedia kala.
Keramik dipilih karena banyak ragamnya, motif, ukuran, tebal dan tipis, juga detail yang indah. Seperti halnya semua keramik yang diproduksi oleh CJFI, keragaman ini memiliki beragam manfaat seperti:
1. Bermain corak dan warna
Permainan warna dan motif adalah salah satu cara agar tampilan fasad rumah terlihat menarik. Kombinasikan warna terang dengan warna gelap, agar tampilannya tidak membosankan. Selain warna, ada pula beragam motif seperti kayu, batu alam dan lain lain. Anda dapat menciptakan wajah fasad yang sedap dipandang.
2. Sebagai penanda penghuni rumah
Biasanya fasad adalah cerminan dari selera pemilik rumah. Ada yang menyenangi hal praktis, maka fasad minimalis adalah pilihannya. Begitupun dengan penggemar nuansa alam, buatlah kreasi dengan kehijauan pepohonan yang dipadu dengan bebatuan alam. Dan jangan lupa, saat memilih material keramik, pilih yang berbeda dan unik, agar berbeda dengan rumah tetangga sekaligus menjadi ciri yang khas.
3. Kuat dan mudah dibersihkan
Fasad perlu diberi jarak dari jalan agar terhindar dari debu dan kotoran. Lapisi fasad dengan keramik yang kuat serta mudah dirawat. Perawatan berkala sangat disarankan. Ketika terlihat kotor dan berdebu, cukup semprotkan air atau cairan pembersih. Pastikan memilih jenis keramik dinding untuk outdoor yang berdaya serap air rendah.
4. Jangan asal memilih keramik
Teliti sebelum membeli. Pilihlah keramik yang tahan segala cuaca. Produk-produk CJFI adalah salah satu alternatif pilihan Anda. Dengan menggunakan sistem single firing, yang akan memberikan jaminan kekuatan lebih tinggi, serta penyerapan air (water absorbtion) yang rendah. Selain itu menggunakan teknologi yang membuat keramik anti water mark (tanda air), yang menjadi penyebab berkurangnya keindahan pada keramik.
5. Mencegah panas, meredam bising
Dinding fasad yang menghadap arah Timur atau Barat rentan terhadap panas. Gunakanlah secondary skin. Cara lainnya, tambahkan ketebalan dinding agar rambatan panas berkurang.
- Bersihkan keramik secara rutin setiap hari dengan menggunakan air maupun pembersih lainnya.
- Keramik yang tidak rutin dibersihkan akan menyebabkan terakumulasinya kotoran dan mengeras, sehingga membuat proses pembersihan menjadi sulit.
- Untuk keramik lantai dengan tekstur kasar, sebaiknya menggunakan deterjen sambil digosok dengan sikat dari bahan nylon. Taburkan bubuk deterjen pada permukaan keramik dan biarkan beberapa saat, lalu gosok dengan sikat, kemudian bilas dan keringkan.
- Untuk keramik dinding bisa dengan cara sederhana, berupa penggunaan spons dan air sabun.